Selasa, 23 Desember 2008

Happy Mother's Day Mom  

tanggal 22 Desember kemarin, kita memperingati Hari Ibu atau Mother's Day.
Mengapa mesti tanggal 22 Desember kita harus memperingatinya kenapa gag setiap hari kita memperingatinya??

Sejarah yang melandasi peringatan hari Ibu ini adalah berkumpulnya para pejuang wanita untuk mengadakan Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta. Kongres Perempuan saat ini lebih dikenal dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun organisasi perkumpulan wanita ini sendiri sudah terbentuk sebelumnya sejak tahun 1912 dengan diilhami perjuangan tokoh-tokoh wanita kita seperti Martha Kristina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia, RA Kartini, Dewi Sartika, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dalam ajaran agama Islam pun sudah dijelaskan bahwa Rasulullah itu sendiri sangat memuliakan derajat seorang ibu, bahkan ketika beliau mendapat pertanyaan dari sahabat, “Siapakah orang yang wajib kita hormati pertama kali?”, beliau pun menjawab ibu ibu ibu sampai 3 kali baru kemudian ayah. Banyak hadits nabi bahkan Al-Qur’an pun meninggikan derajat seorang wanita. Pepatah pun berkata bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Ini juga mungkin sebagai pertimbangan adanya peringatan hari Ibu.

Dengan pertimbangan itulah, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. (Kenapa ga pernah ada hari bapak ya di negara ini?) Namun jauh sebelumnya, tanggal 22 Desember ini ditetapkan sebagai hari Ibu pada Kongres Perempuan ke III pada tahun 1938.

Sumber : Anang's Blog

Sabtu, 13 Desember 2008

Sajak - sajak Indah (episode 2)  

“maaf, saya tak sengaja soalnya saya terburu – buru,ada yang sakit de?”Tanyanya dengan suara ramah.
“Oh.. gak papa koq kak?saya juga memakluminya..”jawabku.
“O y kalo gitu saya permisi dulu de,wassalamualaikum?”dengan nada ramah.
“Waalaikumsalamwarahmatullahhiwabarakatuh….”

Beberapa detik kemudian setelah ia sudah pergi jauh aku menemukan sebuah binder yang ternyata itu miliknya. Ternyata nama kakak itu adalah Fadhillah al-baihaqi.MasyaAllah sungguh nama yang indah.Kusimpannya binder tersebut sampai aku bertemu dengannya lagi.setelah itu aku bergegas pergi masuk ke dalam masjid, tiba- tiba seorang anak kecil sedang menangis, sepertinya ia sedang mencari sesuatu dan aku menghampirinya.
“Kenapa de menangis?”Tanyaku.
“Aku mau ibu aku mau ibu?”jawab anak itu dengan teriakan keras.
Aku berusaha mencoba menenangkan hati anak itu, tiba – tiba kakak yang aku tabrak tadi ada di depanku tapi dia hanya melewatiku dan tersenyum saja.dan aku membalas senyumannya, kemudian aku sibuk mengurusi anak kecil tersebut. Tak lama kemudian seorang ibu datang menghampiriku.
“Makasih ya nak, adek sudah menjaga anak ibu?”Sapa ibu itu dengan ramah.
“Sama – sama ibu, senang bisa membantu ibu.Permisi bu!”
Selangkah demi langkah aku menuju mesjid terlintas di pikiranku tentang kakak yang tadi aku tabrak, ternyata binder kakak itu masih sama aku.
Kemudian aku mendengarkan ceramah sampai acara pembukaan bulan ramadhan telah tiba, malamnya aku shalat tarawih di sana.Sepulang dari masjid aku mencoba membuka binder milik kakak itu.






Pasti pensaran kann apa isi bindernya??



Tunggu ajja di episode ke 3

Yin and Yang  


Apa itu Yin.and.Yang ? Pasti pada gag tw kannn apa ituu yin n yang makanya akku mo kasih tawu sedikit penjelasan tentang Yin and Yang...


Yin is Giving
Yang is Taking



       Yin and Yang berasal dari filosofi Taoisme,Yin and Yang adalah 2 berbeDa yang seperti laki - laki perempuan, baik dan buruk, dan lain sebagainya.
       Menurut filosofi tradisional Cina, Yin dan Yang merupakan dua prinsip utama kosmik semesta. Yin adalah pasif, prinsip perempuan. Yang adalah aktif, prinsip maskulin.

       Di lambangkan dengan simbol lingkaran yang dimana terdapat 2 warna yaitu hitam dan putih, konsepsi yin and yang itu sendiri berpusat pada pikiran sebagai penentu arah dari 2 yang berbeda.
       Dalam filsafat Hindu,Yin and Yang dikenal dengan Rwa Bhineda(2 hal yg berbeda),pengertiannya sama tetapi namanya berbeda. Fungsi Yin and Yang sendiri adalah sebagai pembeda,di dalam Kundalini Yin and Yang berpusat pada cakra yang berada di kepala/pikiran,jadi bisa dikatakan Yin and Yang mrupakan pikiran kita untuk membedakan sesuatu, di dunia ini ad 2 hal yg berbeda yang paling kontras,
sPrti hal yang paling kecil saja dalam koNsep Yin and Yang yakni laki dan wanita,hitam dan puTiH,dll.

Kamis, 23 Oktober 2008

♫ CERPEN♫ Sajak - sajak Indah (episode 1)  

Siang hari ini, sudut kota mulai menyemarakkan datangnya bulan puasa. Mereka berbondong – bondong pergi nyekar 1 sampai di jalanan penuh crowded 2. Lalu lintas padat sekali hingga aku terjebak di keramaian kota. Aku bersama keluarga yang akan pergi ke masjid untuk menghadiri ceramah harus menuggu 2 jam lagi untuk sampai. “Ayah cepetan dunk nyetirnya, lama banget sich sampainya, entar kita gak dapat di depan lho?”tanyaku.
“Iya.. iya.. sabaran kenapa shi de bentar lagi juga nyampe koq acaranya kan masih 1 jam lagi !”jawab ayah.
“Iya…iya… tapi cepetan dikit dunk jarak dari sini ampe mesjid kan. bisa sampe 2 jam kalo macet?”tanyaku lagi dengan nada marah.
“InsyaAllah de, ni kecepatan ayah paling tinggi udah 30 km/jam.”jawab ayah dengan sabar
“yah… segitu shi masih sedikit coba 40 km/jam”jawabku dengan keras.
“De kalo 40 km/jam mobil di depan juga udah gak ada!”jawab ayah.
“ya udah dhe entar klo udah sampe aku minta minum yha abis haus nich..!”aku
“Oce boss!!”jawab ayah dengan riang.

2 jam kemudian….

Akhirnya aku sampai juga di mesjid, kemudian aku langsung berlari – lari pergi ke minimarket mesjid mencari minuman karena sudah tidak tahan aku langsung minum dan tiba – tiba salah satu karyawan mini market menyuruh aku agar segera membayarnya.
“maaf de, minuman yang ade minum ini belum dibayar?”Tanya karyawan
“astagfirrullahalazim,O..iya..maaf kak,saya lupa?ini uangnya kak”jawabku dengan nada malu.
“makasih de…!”jawab penjaga dengan suara ramah dan sopan.
Kemudian aku keluar dan tiba – tiba seorang ikhwan muda tak sengaja menabrakku.
Siapakah diaa itu ?

Mau tau siapakah dia?? Makanya ikutin terus ceritanya Ok..

Laskar SaTeciR  

Akhirnyaaa...



terbentuklah sebuah Organisasi baru atau GanK baru yang terdiri dari anak - anak kelas 1,2,3 dan alumni SMA Negeri 2 Balikpapan.
Laskar Satecir. Hahaha... terdengar kerasa aneehh tapi di dalam organisasi ini memiliki misi yang mulia yaitu membantu para pedagang salome, tahu tetk - tek dan cirengg.

Cireng apa itu cireng??

Cireng adalah sejenis makanan ringan seperti salome tapi berbentuk lepek seperti lontong dipotong, biasanya banyak di Samarinda.



Teruss.. Satecir tu apa?



Satecir itu singkatan dari Salome, Tek - tek, dan Cirengg. uhhmmm... Kerasa annehhh... Khann..



Kapan Satecir dibentuk??



Kalo ditanya kapan, Satecir dibentuk belum sebulan.. Berawal dari sebuah COnfrension Yahoo Massengger dan pikiran nyeleneh anak - anak SMAN 2 Balikpapan setelah MID semester n' laperr pengen tek - tek, akhirnya terbentuklah organisasi ini. Sekitar jam 11 malam tanggal 22 Oktober 2008.Haha.. Kereenn.. Anehh seruuu...

Makanya gabung deh n join kita
LASKAR SATECIR 

Anggota :
Heru, Piipinn, Ririn, Sarah, Lutfi, Lelita, Rihmi, Made Ayu dan masih banyak anggota lainnyaa,,,

Jumat, 17 Oktober 2008

Palmistry??!!?! What is it?  

Pasti orang kira Palmistry buah Palem. Hahahaha.. Bukan.. Itu sejenis ramalan peke tangan tau.. hahaha.. Pasti penasaran kan... Nah liat aja explanation about palmistry.Lets check these out...

Palmistry? Yap.. Palmistry adalah metode konsultasi, dengan referensi tertentu untuk membaca garis tangan. Ilmu ini sudah ada sejak 3000-tahun dan berasa dari India dan Cina. Di India dikenal dengan istilah Hast Samudrika atau Lautan Pengetahuan. Disebutkan demikian karena melalui garis tangan dapat diketahui informasi berharga berupa beberapa hal seperti keuangan, kesehatan, watak, jodoh dan lain lain.

Ilmu ini percaya bahwa beberapa garis yang ada dalam telapak tangan merupakan kondisi dari beberapa pusat otak. Itu merupakan cerminan dari pikiran bawah sadar yang membentuk garis-garis tersebut. Karena garis tersebut mewakili pikiran kita, mereka terus menerus berubah, dalam menjaga harmonitas antara pikiran dan juga sikap kita yang dinamis dan terus berubah. Artinya sikap positif yang kita miliki akan berdampak pada garis lurus yang memiliki arti baik, sedangkan pikiran negatif membuat efek sebaliknya. Maka itu banyak sekali wejangan yang beredar dalam masyarakat kita untuk terus menjaga pikiran positif, dalam arti kata sebenarnya dapat mempengaruhi jalan nasib seseorang.

Pilih mana iiaaa??????

Karir, Keuangan dan Bisnis
OR 
Hubungan pernikahan dan jodoh
OR 
Personalitas dan Kesehatan


Biasanya kamu akan membutuhkan peramal untuk memprediksi tiga hal diatas, tapi sebaiknya jangan, pikirlah apa yang ada dipikiranmu. Sebaiknya lakukan semuanya dan prioritaskan yang kamu anggap utama dulu setelah itu baru berikutnya yang kamu kerjakan. Jangan mengecewakan diri sendiei maupun orang lain.

Ada beberapa pola yang jelas dalam membaca garis tangan. Palmistry dapat membantu kamu dalam melihat pola ini dan dengan prediksi yang benar kamu dapat membantu diri sendiri memperbaiki nasib.

Rabu, 15 Oktober 2008

Tips Mendeteksi Kebohongan lewat Bahasa Tubuh ( Body Language )  

Tiada orang satupun yang suka dibohongi apalagi oleh orang-orang yang kita cintai. Seringkali kebohongan yang diberikan berdampak negatif terhadap baik hubungan pertemanan , kekerabatan maupun hubungan asmara.

Ada beberapa tips yang dapat kamu pakai untuk mendeteksi kebohongan diantaranya adalah sebagai berikut :

1.... Bagi orang yang jarang berbohong/ karena agama dan kepercayaannya menyatakan bahwa berbohong itu adalah suatu kesalahan , maka ia akan menyentuh bagian hidung / telinga sebagai tanda apa yang diucapkannya berbeda dengan apa yang dipercayainya.

2... Bagi orang yang sedang berbohong , maka dia akan mengalihkan pandangannya ketempat lain dengan tujuan menciptakan informasi baru yang dapat dipakai sebagai pernyataan

3... Telapak tangan akan jarang terlihat jelas dan cenderung disembunyikan baik dalam kantong celana ataupun cara lainnya. Bila seseorang sedang berbohong , ia akan menaruh telapak tangannya kebawah dan menutupinya tapi bila seseorang sedang berkata jujur , ia akan menampakkan telapak tangannya selama pembicaraan

4... Posisi bagian punggung seseorang yang sedang berbicara dapat menunjukkan apakah dia sedang berbohong atau tidak. apabila pada saat seseorang berbohong , secara tidak sadar ia akan merasa bersalah . Tentunya rasa bersalah ini termanifestasikan dalam kondisi tubuh yang agak membungkuk / tidak tegap.

5... Lawan bicara akan merasa resah apabila dia telah berbohong / memberikan informasi yang tidak benar dan keresahan ini dapat kamu lihat melalui sikap seperti menggigit kuku , berkeringat , mengetuk-ngetuk jari tangan ke meja atau tangan , posisi duduk yang selalu berubah , memainkan benda-benda disekitarnya , mengetuk-ngetuk sepatu ke lantai atau bersiul

6... Menghindari/ mengganti topik pembicaraan dapat menjadi pertanda bahwa lawan bicara kamu sedang merasa resah karena dia telah memberikan informasi yang tidak benar alias berbohong

7... Kecepatan berbicara yang berubah menjadi pelan dan terkadang berhenti dapat mengindikasikan bahwa lawan bicara kamu sedang berbohong. Hal ini disebabkan dia sedang berusaha menciptakan informasi-informasi baru yang logis demi menutupi kebohongannya.

Selamat Mencoba iiahh ! 

Kamis, 07 Agustus 2008

Menang - Kalah Dalam Hubungan  


Oleh : Ubaydillah, AN
Jakarta, 05 Agustus 2008


Kemenangan Diri Itu Kunci

Istilah kalah-menang ini sangat kerap kita munculkan dalam praktek hubungan dengan orang lain (relationship). Hubungan di sini bisa termasuk hubungan dalam wilayah publik (mitra bisnis, rekan profesi, dosen, dst) dan hubungan dalam wilayah privat (suami-istri, keluarga, sahabat, dst). Bentuknya pun bisa berupa materi dan non materi, bisa dalam bentuk hasil atau dalam bentuk proses.

Dorongan untuk mendapatkan kemenangan itu, kalau menurut Horney (Our Inner Conflict, 1945), termasuk salah satu kebutuhan manusia atau termasuk naluri bawaan dari semua orang. Menurutnya, kebutuhan manusia itu bisa dikelompokkan menjadi tiga:
Manusia butuh bergerak mendekati orang lain untuk mendapatkan cinta, penerimaan, kasih sayang, penghormatan, dst
Manusia butuh bergerak menjauhi orang lain untuk mendapatkan kebebasan, kemandirian, ketenangan, dst
Manusia butuh bergerak menentang orang lain untuk menunjukkan kekuatan, kemenangan, atau kehebatan, dst

Namun begitu, namanya juga bawaan. Bawaan itu adalah potensi. Potensi itu bahan baku. Karenanya, bisa membahayakan dan bisa menguntungkan. Ini tergantung bagaimana potensi itu diolah atau "dididik". Seseorang yang saya kenal, sebut saja namanya A, menyadari bahwa hubungannya dengan orang lain itu akhirnya kalah, meskipun dulunya ia selalu menganggap itu kemenangan.

Sewaktu masih muda, si A ini merasa punya temparemen tinggi dan perfeksionis. Dengan darah mudanya, ia selalu punya standar bahwa orang lainlah yang harus mengerti siapa dirinya. Ditambah dengan penguasaan skill nya yang tinggi, standar itu sangat sempurna untuk diterapkan. Sedikit saja menemukan ketidakberesan pada orang lain, langsung keluar ultimatum. Ini membuat dia sering ganti mitra usaha dan juga sering pindah pekerjaan.

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata ia berubah pikiran. Kesimpulannya, kemenangan yang ia agungkan dulu, ternyata kurang bisa memberikan kualitas hubungan yang bertahan lama. Dorongan untuk selalu harus menang itu malah menyebabkan kekalahan di kemudian hari. Bentuknya antara lain: relasinya tidak banyak, relasinya hanya bersifat sementara, kurang memiliki pendukung yang loyal, dan seterusnya.

Dari sejumlah kasus serupa yang kerap kita jumpai, kemenangan itu selalu nisbi dan relatif, sejauh itu kita pahami sebagai padanan atas kekalahan orang lain. Kenapa? Selain kerap didorong oleh hawa nafsu, kemenangan dengan mengalahkan orang lain itu akan memunculkan perlawanan. Ini karena tidak ada manusia yang mau dikalahkan. Karena itu, doktrin kesatriaan mengajarkan bahwa sampai pun kita harus menang melawan orang lain, hendaknya jangan sampai membuat harga diri orang lain jatuh.

Supaya kemenangan itu tidak relatif dan tidak nisbi, ajaran kearifan di dunia ini mengajak kita memahami kemenangan bukan seperti itu. Kemenangan itu jangan dipahami sebagai padanan atas kekalahan orang lain, terutama dalam praktek hubungan sehari-hari, melainkan kemenangan atas diri sendiri. Kemenangan atas diri itu adalah bentuk kemenangan yang kita raih dengan menguasai naluri bawaan untuk menang itu supaya tidak membuat kita kalah, nantinya.

"Semakin banyak orang lain yang berhasil kita kalahkan,
seringkali malah membuat posisi kita semakin lemah"


Beberapa Ciri Kemenangan Diri

Orang yang menang atas dirinya itu bukanlah sosok yang tidak pernah maju ke adu kalah-menang dalam hubungan. Orang yang menang atas dirinya itu bukanlah sosok yang terlalu amat baik sehingga mau dijadikan korban oleh orang lain. Orang yang menang atas dirinya itu bukanlah orang yang tidak pernah marah sama orang lain.

Perlu kita ingat bahwa kemenangan diri itu adanya di level hubungan intrapersonal antara kita dan diri kita. Bahwa ada orang lain yang membuka pintu adu kalah-menang, ada orang lain yang merugikan dan menguntungkan, ada orang lain yang perlu dihormati atau dimarahi, itu semua adanya di level hubungan interpersonal antara kita dengan orang lain.

Intinya, orang yang menang atas dirinya itu tetap melakukan hal-hal yang manusiawi atau tetap menghadapi realiatas hidup yang muncul dari konsekuensi hubungan dengan orang lain. Hanya saja, bedanya adalah:


Pertama, menang atas diri itu berkonsentrasi pada upaya untuk memperjuangkan visi, merealisasikan tujuan jangka pendek atau jangka panjang, atau mengaktualisasikan potensi guna meraih prestasi. Misalnya saja kita menghadapi pertarungan office politic yang sudah sampai pada tingkat saling menjatuhkan. Sejauh kita tetap bisa mengkonsentrasikan pikiran dan tindakan pada visi, tujuan, dan aktualisasi, maka kemenangan sudah kita raih.

Kedua, menang atas diri itu mempertahankan nilai-nilai yang kebenaran, kebaikan, dan kemanfaatannya sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah mutlak. Dalam beberapa kasus, ini membutuhkan pengorbanan dan seringkali tampak seperti kekalahan. Karena itu, dalam ajaran agamanya, kalau kita malah sial dengan mempertahankan nilai, namanya bukan musibah, melainkan ujian (bala'). Ujian ini adalah moment untuk menguji apakah kita akan commit dan sabar atas inisiatif kita atau hanya setengah-setengah. Kerap ada orang yang mengalami susahnya mencari pekerjaan yang bersih setelah resign atau tobat dari pekerjaan dulu yang kotor. Jika orang ini kalah atas dirinya, dia akan mudah kembali lagi ke pekerjaan lama yang kotor itu. Tapi jika menang, dia akan berhasil melewati ujian. Karena sering ada ujian dan kekalahan ini, makanya Tuhan mewanti-wanti agar jangan sampai orang yang mempertahankan nilai itu tertipu oleh realitas yang temporer dan superfisial.

Ketiga, menang atas diri itu menyelaraskan kepentingan pribadi, subyektivitas pribadi, atau egoisme hawa nafsu pribadi pada nilai-nilai, ajaran, atau akal sehat. Jadi, kita menomorsatukan nilai sebelum kepentingan. Semua orang pasti punya kepentingan pribadi sebab inipun ada gunanaya. Bedanya, ada yang ditundukkan pada nilai, ajaran, atau akal sehat dan ada yang mengabaikan semua itu. Bukti ketundukan itu sama sekali tidak bisa diukur dari pernyataan kita di depan orang lain, di tempat meeting, atau di depan press, melainkan dari pembuktian yang kita lakukan atas diri kita. Meminjam istilahnya Covey, bukti ketundukan itu bisa dibedakan apakah ketundukan itu pada "Apa" (what is the right) atau pada "Siapa" (pribadi atau lembaga). Kalau kita sudah berhasil tuduk pada "apa" (nilai kebenaran yang sudah tidak diperdebatkan lagi), berarti kemenangan kita semakin bagus.

Keempat, menang atas diri itu menghindari cara-cara yang merugikan atau yang mencelakakan, baik untuk diri sendiri atau orang lain. Kalau kita kehilangan engagement, motivasi, dan ide-ide perbaikan di kantor gara-gara melihat ketidakadilan, meskipun ini manusiawi, namun sejatinya kita telah kalah oleh diri kita. Mestinya, sambil tetap berupaya menyelesaikan ketidakadilan, kita pun tetap melakukan hal-hal positif untuk diri kita, minimalnya. Menang atas diri itu sebetulnya bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah proses yang harus kita tempuh agar bisa mencapai tujuan. Tujuannya adalah memperjuangkan visi, mempertahankan nilai, atau pengembangan diri. Artinya, kalau proses meraih tujuan ini terhenti gara-gara penyimpangan dan pelanggaran orang lain, berarti tujuan dari kemenangan diri itu tidak tercapai.

Kelima, menang atas diri itu mengambil dan mengeluarkan. Kita akan menang apabila berhasil mengambil pelajaran dari apapun yang menimpa kita untuk diolah menjadi benefit atau profit yang bisa kita keluarkan dari diri kita. Dengan cara ini berarti perbaikan demi perbaikan akan terus muncul.


Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kemenangan-diri itu punya efek positif bukan semata pada wilayah hubungan intrapersonal, melainkan juga pada domain hubungan interpersonal. Efek positif itu bisa muncul entah dalam rangka untuk mengajak atau menghadapi orang lain sebagai lawan. Misalnya kita ingin mengajak pasangan kita (suami istri) untuk merayakan ulang tahun anak di rumah. Kalau yang kita munculkan itu selera pribadi, lebih-lebih egoisme pribadi, biasanya akan menghadapi perlawanan atau memunculkan selera tandingan.

Tapi kalau yang kita munculkan itu adalah keberpihakan pada nilai-nilai kesederhanaan, kemaslahatan, atau nilai apapun, biasanya itu relatif lebih enak diterima dan lebih kecil potensi munculnya selera tandingan. Tentu saja perlu didukung dengan cara-cara yang baik dalam mengkomunikasikan keberpihakan itu. Bahkan jika keberpihakan ini sudah menjadi budaya hidup, biasanya ini akan dipahami sebagai kharisma. Kharisma akan muncul sebanding dengan keberpihakan kita.

Menurut catatan Terry Orlick (The Wheel of Excellence, 2004), pakar psikologi olahraga, kemenangan-diri itu akan menentukan nasib seorang atlet di atas ring. Tidak semua atlet yang mengalahkan lawan tandingnya itu akan menjadi pemenang. Bisa jadi kemenangan saat itu akan menjadi awal kekalahannya. Begitu juga tidak semua atlet yang dikalahkan di atas ring itu akan kalah selamanya. Bisa jadi kekalahan saat itu adalah jalan menuju kemenangannya.

Dinamika ini akan ditentukan oleh kemenangan diri. Atlet yang kalah di atas ring, namun terus belajar dari kekalahannya, tetap berlatih, tetap menjaga nilai-nilai, atau tetap punya penyikapan yang positif, pasti akan meraih kemenangan nantinya, entah dalam bentuk apapun. Tapi, atlet yang menang di atas ring, namun makin malas latihan, mengabaikan nilai, lebih berkonsentrasi pada pemberitaan press ketimbang latihan, dia akan kalah nantinya.

"Sebelum Anda menjadi warrior, Anda harus menjadi winner"
(Doktrin Samurai)


Dinamika Hubungan

Dalam praktek sehari-hari, hubungan antarmanusia itu sedinamis manusianya. Dinamika hubungan ini kalau mengacu ke pemikirannya Tom Jaap (Enabling Leadership, Achieving Result with People, 1989), bisa dijelaskan sebagai berikut:
Konsesi (concession). Kita menyadari perlunya mengalah untuk membuat orang lain merasa menang atau merasa senang (lose-win), baik dalam bentuk sikap atau hasil.
Kompromi (compromise). Kita mengajak orang lain untuk bisa sama-sama menerima kerugian (lose-lose), bisa 50%: 50%dan bisa 40: 60, tergantung keadaan.
Konsensus (consensus). Kita menciptakan kesepakatan yang win-win, semua pihak merasa menang, atau tidak ada yang dirugikan, minimalnya.
Paksaan (Coercion). Kita menggiring orang lain untuk harus kalah atau menciptakan strategi yang membuat kita meraih kemenangan lebih banyak, baik dengan paksaan yang hard atau yang soft. Biasanya ini kerap ditempuh oleh orang yang powerful (posisi di atas) atau powerless (minder atau takut)

Keempat dinamika di atas bisa jadi ada yang kita kondisikan sebagai strategi atau ada yang membuat kita terkondisikan oleh faktor eksternal tertentu. Sejauh itu ditopang oleh kemenangan diri, seperti yang sudah kita bahas ciri-cirinya di muka, maka kemungkinannya hanya ada tiga:
kita akan sama-sama meraih kemenangan,
kalau kita kalah, kekalahan itu tidak total atau tidak kalah selamanya, dan
kalau kita menang, kemenangan itu tidak sampai membuat orang lain jatuh harga dirinya.

"Kekalahan itu sementara sifatnya,
namun akan abadi apabila kita kalah oleh diri kita."